aroma keraguan masih saja tercium hangat di ujung hidung.
indahnya tarian asap rokok dan kopi panas pun tersanjung.
sebab jemarimu tak lepas menyanding.
laksana dialah belahan jiwa tiada banding.
apalah arti sebuah kebenaran,
jika raganya tak bertuan.
menjadi lemah hati pribadi,
dan prasangka tak berbudi.
sudikah kiranya kau buang rasa terlarang?
agar kilau-Nya mampu tembuskan karang.
benderang bagai bintang siang.
seterang langkah domba menuju sarang …
just believed or not… 😀
-S.W-